15 April, 2009

PERTEMUAN NASIONAL FORUM MASYARAKAT KATOLIK INDONESIA KE-VII TAHUN 2009

PENEGASAN PERAN FMKI SEBAGAI MITRA GEREJA DI BIDANG SOSIAL POLITIK KEMASYARAKATAN.
Solo, 20 – 22 Agustus 2009

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” (Mat, 5:13).
Masih ada gambaran dalam diri Umat Katolik yang menganggap bahwa urusan politik adalah tugas dan tanggung jawab dari pemerintah, DPR maupun partai politik. Bukan urusan Gereja dan Umat Katolik. Sementara Gereja sendiri tidak diperbolehkan untuk masuk dalam lingkaran politik praktis. Bagi Umat Katolik terkesan bahwa tugasnya sebagai bagian dari bangsa dan masyarakat Indonesia cukup 5 (lima) tahun sekali dalam pelaksanaan Pemilu sebagai peran politik mereka.
Perkembangan masalah politik dewasa ini membutuhkan pula keterlibatan secara aktif Umat katolik. Dimana politik dalam arti yang sesungguhnya berarti menyatukan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan baik demi kesejahteraan seluruh bangsa. Sehingga semua warga negara memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk ambil bagian dalam proses pembangunan.
Memang keterlibatan Umat Katolik dalam bidang politik bukan satu-satunya segi kehidupan yang harus dijadikan pusat segala-galanya. Masih ada bidang-bidang lainnya dalam kehidupan bermasyarakat yang juga perlu campur tangan Umat Katolik, yaitu bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dll. Dimana di bidang-bidang tersebut Umat Katolik sudah banyak berperan serta.
Keterlibatan dalam bidang politik yang oleh Gereja diharapkan ditekuni oleh orang Katolik bukan pertama-tama berhubungan dengan kekuasaan atau jabatan publik, melainkan kecintaan serta tanggung jawab terhadap tanah air dan bangsa. Konsili Vatikan II menegaskan hal ini : “Hendaknya para warga negara dengan kebesaran jiwa dan kesetiaan memupuk cinta tanah air, tetapi tanpa berpandangan picik. Sehingga serentak tetap memperhatikan kesejahteraan segenap keluarga manusia yang terhimpun melalui berbagai ikatan antar suku, antar bangsa dan antar negara.” (Gaudium et Spes/GS 75).
Sehubungan dengan keterlibatan politik itu sendiri oleh Konsili Vatikan II dinyatakan sebagai berikut “Hendaknya secara intensif diusahakan pembinaan kewarganegaraan dan politik yang sekarang ini perlu sekali bagi masyarakat dan terutama bagi generasi muda, supaya semua warga Negara mampu memainkan peranannya dalam hidup bernegara.
Sehingga dengan mendasarkan hal itu maka salah satu aksi nyata peran Umat Katolik menjawab keprihatinan Gereja dalam kehidupan berpolitik adalah dengan melalui wadah Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI). Dimana lahirnya FMKI sendiri juga didorong momentum situasi politik bangsa Indonesia saat itu pasca runtuhnya dominasi Orde Baru yang ditandai dengan munculnya gerakan reformasi.
Sekedar mengingatkan kembali bahwa FMKI sendiri dideklarasikan setelah selama 4 (empat) hari dari tanggal 12 – 15 Agustus 1998 di Jakarta sebagian Umat Katolik melakukan pertemuan dan sarasehan yang diakhir kegiatan dideklarasikan terbentuknya Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI).
Namun ada hal-hal yang menarik dari pertemuan tersebut diantaranya adalah homili Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ yang menggaris bawahi bahwa umat diharapkan menimba kekuatan dari pengalaman masa lalu dan belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Namun tetap dengan mendasarkan semangat (alm) Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ tentang bagaimana orang Katolik dalam keterlibatannya di bidang kehidupan social politik, yaitu In principiis, unitas; in dubiis, libertas; in omnibus, caritas (dalam hal-hal yang prinsip adalah satu; dalam hal-hal yang masih terbuka, bebas; dalam segala hal, kasih).
Hasil dari deklarasi FMKI tanggal 15 Agustus 1998 menjadi masukan serius bagi Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI), dimana masa lalu kehidupan politik Katolik terlampau dibebankan ke pundak KWI. Sehingga perlu adanya refleksi KWI dalam kehidupan politik bernegara di bangsa ini tentang peranan lembaga religius yang berhadapan dengan kekuatan-kekuatan lembaga sekular. KWI perlu memposisikan kembali peran politiknya sebagai sebuah kekuatan moral yang bercorak kenabian; menjauhkan diri dari arena dan panggung politik kekuasaan. Sehingga peran itu sedikit demi sedikit digeser kepada FMKI yang merupakan mitra KWI dibidang perpolitikan nasional (Visi Sosial Politik Tantangan dan Kemungkinan, Diskusi Forum Masyarakat Katolik Indonesia, hal. 42)
Mendasarkan hal-hal tersebut maka seharusnya FMKI sendiri juga merefleksikan diri dalam kiprahnya selama lebih dari 1 (satu) dasa warsa dalam peta perpolitikan bangsa Indonesia. Inilah yang kemudian juga melatarbelakangi tema dari pelaksanaan Pertemuan Nasional (Pernas) Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) ke-VII tahun 2009 ini.
Tujuan kegiatan ini selain sebagai bagian dari agenda tahunan FMKI untuk menyelenggarakan Pertemuan Nasional setiap 2 (dua) tahun sekali, juga mempunyai tujuan-tujuan khusus. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :
  1. Menganalisa peta perkembangan kehidupan sosial politik yang sedang berkembang saat ini dan kedepannya, termasuk kiprah bangsa Indonesia sebagai bagian dari warga bangsa dunia.
  2. Merumuskan tantangan dan kemungkinan-kemungkinan keterlibatan Umat Katolik dalam kehidupan sosial politik saat ini dan kedepannya dalam perannya sebagai bagain dari warga negara dan bangsa Indonesia.
  3. Merekonstruksi serta merevitalisasi peranan FMKI sebagai mitra Gereja Katolik dalam bidang kehidupan sosial politik nasional.

Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan pada hari Kamis s/d Sabtu, tanggal 20 – 22 Agustus 2009. Bertempat di Kusuma Sahid Prince Hotel Solo, Jl. Mgr. Sugiyopranoto, Solo. dengan perkiraan jumlah peserta + 200 orang peserta.

Narasumber yang akan memberikan pandangan-pandangan yang akan menjadi bahan dalam persidangan yaitu :

  1. Mgr. Agustinus Agus, PrKetua Komisi Kerasulan Awam Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI) : Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) dan FMKI dalam menghadapi tantangan jaman.
  2. Mgr. Johanes Pudjosumarta, PrUskup Keuskupan Bandung : Kelahiran FMKI sebagai proses pendewasaan Kerasulan Awam menjadi mitra hierarki Gereja.
  3. Daniel Dakidae - Litbang Harian KOMPAS Jakarta : Peranan Umat Katolik dan FMKI dalam memperbaharui politik kebangsaan Indonesia.
  4. J. KristiadiPeneliti dari CSIS : Perkembangan politik Indonesia di tengah globalisasi politik dunia.
  5. Musthofa Bisri (Gus Mus)Pengasuh Pondok Pesantren di Pati : Budaya Politik dan peranan Umat Beragama di tengah-tengah Kebhinekaan bangsa Indonesia.

Peserta Pertemuan Nasional Forum Masyarakat Katolik Indonesia (Pernas FMKI) ke-VII tahun 2009 di Solo diikuti 200 peserta yang berasal dari :

  1. Seluruh Pengurus FMKI mewakili Keuskupan se-Indonesia;
  2. Seluruh Pengurus FMKI Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia;
  3. Pengurus Pusat dan Daerah Ikatan Sarjana Katolik Indonesia;
  4. Pengurus Pusat dan Daerah Wanita Katolk Republik Indonesia;
  5. Pengurus Pusat dan Daerah Pemuda Katolik;
  6. Pengurus Pusat dan Daerah PMKRI;
  7. Jaringan Kaum Muda Katolik;
  8. Peninjau

Pendaftaran peserta Pertemuan Nasional Forum Masyarakat Katolik Indonesia (Pernas FMKI) Ke-VII sudah dapat dilayani mulai sekarang. Adapun rincian waktu pendaftaran berikut biaya pendaftaran sebagai berikut :

  1. Pendaftaran mulai tanggal 1 April 2009 s/d 10 Juni 2009 kepada peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 650.000,- (enam ratus lima puluh ribu rupiah)/orang. Cara pendaftaran dengan mengisi formulir yang sudah disediakan dan dikembalikan setelah diisi sebelum tanggal batas akhir pendaftaran, sedangkan biaya kepesertaan dapat ditransfer melalui rekening bank yang sudah ditunjuk panitia sebelum tanggal 12 Juni 2009.
  2. Pendaftaran dari tanggal 11 Juni 2009 s/d 11 Juli 2009 kepada peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)/orang. Cara pendaftaran dengan mengisi formulir yang sudah disediakan dan dikembalikan setelah diisi sebelum tanggal batas akhir pendaftaran, sedangkan biaya kepesertaan dapat ditransfer melalui rekening bank yang sudah ditunjuk panitia sebelum tanggal 14 Juli 2009.
  3. Pendaftaran terakhir mulai tanggal 12 Juli 2009 s/d 12 Agustus 2009 kepada peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 850.000,- (delapan ratus lima puluh ribu rupiah)/orang. Cara pendaftaran dengan mengisi formulir yang sudah disediakan dan dikembalikan setelah diisi sebelum tanggal batas akhir pendaftaran, sedangkan biaya kepesertaan dapat ditransfer melalui rekening bank yang sudah ditunjuk panitia sebelum tanggal 14 Agustus 2009.

Bagi peserta yang menghendaki pengunaan 1 kamar untuk berdua perincian biaya seperti berikut ini :

  1. Pendaftaran mulai tanggal 1 April 2009 s/d 11 Juli 2009 kepada peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah)/orang. Dimana satu kamar dipergunakan untuk 2 (dua) orang. Cara pendaftaran dengan mengisi formulir yang sudah disediakan dan dikembalikan setelah diisi sebelum tanggal batas akhir pendaftaran, sedangkan biaya kepesertaan dapat ditransfer melalui rekening bank yang sudah ditunjuk panitia sebelum tanggal 14 Juli 2009.
  2. Pendaftaran dari tanggal 12 Juli 2009 s/d 12 Agustus 2009 kepada peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah)/orang. Dimana satu kamar dipergunakan untuk 2 (dua) orang. Cara pendaftaran dengan mengisi formulir yang sudah disediakan dan dikembalikan setelah diisi sebelum tanggal batas akhir pendaftaran, sedangkan biaya kepesertaan dapat ditransfer melalui rekening bank yang sudah ditunjuk panitia sebelum tanggal 14 Agustus 2009.
  3. Pendaftaran dari tanggal 1 April 2009 s/d 12 Agustus 2009 kepada peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 1.750.000,- (satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)/orang. Dimana satu kamar dipergunakan untuk 1 (satu) orang. Cara pendaftaran dengan mengisi formulir yang sudah disediakan dan dikembalikan setelah diisi sebelum tanggal batas akhir pendaftaran, sedangkan biaya kepesertaan dapat ditransfer melalui rekening bank yang sudah ditunjuk panitia sebelum tanggal 14 Agustus 2009.

Adapun biaya kepesertaan dapat ditransfer ke rekening Panitia Pernas FMKI :

BCA Purwosari – Solo
a/c 392 – 0144046
a/n Agustinus Maliluan

Harapan kami dukungan dan keikutsertaan dari kepengurusan FMKI di daerah-daerah lain akan memberikan kontribusi nyata keberadaan Gereja Katolik dalam peran sertanya di bidang politik kemasyarakatan kedepannya. Karena hal tersebut akan menjadi agenda utama dalam Pernas FMKI ke-VII nantinya.

Jika memerlukan informasi lebih lanjut silakan menghubungi :

Sekretariat Pernas FMKI ke-VII tahun 2009
Jl. Hordenasan II/89 Baluwarti, Solo – 57114
telp. 0271 - 644 755, 203 8419 Fax : 0271 – 644 755
email : pernasfmkisolo@gmail.com.
Hotline :
0819 0452 2507 CP : Bambang Ary
0815 4850 1065 CP : Agus Maliluan
0856 2990 550 CP : Yakub Utama

Pro Eclesia et Patria!!!
Surakarta, 27 Maret 2009

Hormat kami,
Tertanda

Agustinus Maliluan
Ketua Panitia

01 April, 2009

CALON LEGISLATIF YANG DIREKOMENDASIKAN KE UMAT KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

HASIL DISKUSI BERSAMA PK4AS – PK3 KEVIKEPAN – ORMAS KATOLIK - FMKI

Untuk membantu umat Katolik Keuskupan Agung Semarang dalam menentukan pilihannya dalam PEMILU Legislatif 2009, PK4AS - PK3 Kevikepan - Ormas Katolik - FMKI Jawa Tengah - FMKI Kabupaten/ Kota mencoba untuk mendiskusikan kandidat - kandidat calon anggota legislatif PEmilu 2009. Dari hasil diskusi panjang dengan menetapkan berbagai kriteria maka disepakati nama - nama dibawah ini yang direkomendasikan ke umat Katolik Keuskupan Agung Semarang sebagai alternatif pilihan dalam Pemilu Legislatif 2009.
Dewan Perwakilan Daerah Jawa Tengah
Dra. Ida Masruroh (8)
Popy Susanti Dharsono (18)
Drs. Sulistyo, M. Pd (27)

Dapil I Jateng
DPR RI
Maria Athanasia Ratna Ariani (HANURA – 3)
Katharina Surahmi Pujiastuti (PBR - 2)

DPR D Jateng
Drs. Yosef Ariwibowo (PDS - 1)
Yoris Sindu Sunarjan (PBR - 2)
JP. Supriyanto (PDS - 3)

Dapil 2 Jateng

Dapil 3 Jateng

DPR RI
DR A Sonny Keraf (PDIP - 1)
DPR D Jateng
Drs. Sawidjan (PDIP - 8)

Dapil 4 Jateng
DPR RI

Jonacta Yani Dambukanatasena (PDIP - 5)
FX Sukarno (Demokrat - 2)
Adriana Venny Aryani (Demokrat - 6)
DPR D Jateng
Ir. Herry Sanyoto (PDIP – 7)

Dapil 5 Jateng
DPR RI
Aria Bima (PDIP - 3)
Prof. DR. Thomas Suyatno (Golkar - 2)
G. Conda Prihastanto (PAN - 5)
Yoseph Noegroho (PNBK - 1)

DPR D Jateng
Ir. MG. Nuniek Sri Y, MS (PDIP - 1)
Murdiyanto Aris Buntara (PDIP - 10)

Dapil 6 Jateng
DPR RI

Ir. Sudjadi (PDIP - 1)
Putut Tri Husodo (PDIP - 2)
DPR D Jateng
Dr. Probo Winarto (PDIP - 7)

Dewan Perwakilan Daerah DIY
Tigan Solin, SE (11)
Gusti Kanjeng Ratu Hemas (3)

DPR RI DIY
Drs. Bambang Praswanto, M. Sc. (PDIP - 4)
Binny Bintarti Buchori (GOLKAR - 2)
VMF Dwi Rudatiyani (HANURA - 2)
Daftar nama diatas adalah hasil rekomendasi dari diskusi bersama untuk membantu umat mengambil keputusan, dan putusan akhirnya dikembalikan ke masing masing umat untuk menentukan pilihannya.